Monday, May 3, 2010

Full Time Mom a.k.a Stay At Home Mom a.k.a Ibu Rumah Tangga?

"Hah, Ga salah nih? Berenti Kerja dan di rumah aja? Gak mati gaya tuh ntar?"
"Enaknya cuma plg lama sebulan pertama re... abis itu pasti bosen deh pengen ngantor"
"Jadi Ibu Rumah Tangga? Percuma sekolah tinggi2 (dan jauh lagi) Kalo akhirnya di rumah juga?"
"Di rumah dan ngurus anak aja? ga exist banget sih... mendingan serahin ke maid or kalo mo lebih bonafid pake BS (baby sitter) aja, kalo kerja kan pasti sanggup gaji 2 org!"

Gitulah komentar orang2 sewaktu tau aku mutusin untuk resign aja setelah cuti melahirkan. Jarang komentar positifnya dan lebih banyak komentar negatifnya. Yah memang di lingkungan kita masih susah menerima ya kalo udah sekolah tinggi2 dan kerja sekian tahun kemudian harus berhenti ngantor 'hanya' untuk di rumah bersama si buah hati. Cap 'IRT' or ibu rumah tangga seringkali dianggap gak beda jauh dengan 'PRT' Yang kerjaannya ga jauh2 dari urusan dapur, tetek bengek rumah tangga dan nyuapin, mandiin anak. Well, memang sih itu part of job descs. sebagai ibu yang tinggal di rumah. Tapi juga ga sebatas itu. Intinya sih gimana kita bagi waktu aja supaya balance antara tanggung jawab sebagai istri, ibu, manajer keuangan rumah tangga, koki, dll. Kebayang kan gimana stay at home mom harus jago multitasking.



Sebenernya semua berpulang ke diri masing2 kok. Pinter2nya kita aja supaya juga gak terperangkap dalam rutinitas kegiatan rumah dan akhirnya jadi bosen, bete, atau malah jadi gak percaya diri (OH NO!!). Ohya, untuk point yg terakhir pernah juga sih aku alamin. Dulu waktu Belle (anakku) masih baby bgt lah sekitar 4 bulan, dan ketemu temen gak deket2 banget sih cuma sekedar kenal, dia lewat depan rumah dan mampir. Dan komentarnya gini "Duh, elo ga gaul banget yah jadi ibu rumah tangga... jelek dan kucel gitu!" Ya ampun itu shock nya minta ampun... Yah emang sih berat badan pasca melahirkan lama turunnya (secara aku naik sampai 20kg lebih waktu hamil). Tapi belakangan aku mikir, mungkin memang persepsi dia tentang ibu yang di rumah udah sedemikian jelek. Dasteran, bau bawang, kerjanya nonton sinetron dan infotainment. Jadi mo kayak apapun tetep jelek di matanya. Padahal kan gak selalu bukan, tergantung orangnya. Mulai saat itu aku berusaha positive thinking aja, mo orang komen apapun atau misalnya suatu saat lihat teman yang berangkat kantor rapi dengan blazernya setiap hari, aku malah merasa bersyukur waktuku bisa aku habiskan bersama anak dan melihat step by step perkembangannya. Anugerah yang luar biasa buat aku. Sekarang anak semakin besar, sudah 2 tahun, aku juga bersyukur karna bisa selalu di dekatnya so aku bisa memantau dan tahu potensi apa di dirinya. Tinggal tugasku dan suami untuk menggali dan mengarahkan. Luar biasa kan? Kalo diserahkan ke maid or BS belum tentu bisa lebih selain tugas 'hardware' spt suapin, mandiin, ganti pampers. Di sisi lain seandainya aku masih kerja kantoran belum tentu aku punya waktu lebih untuk punya 'quality time' sama anakku. Iya kalo gak capek, iya kalo ga musti stay di tempat kerja handle event dll...

Anyway, saranku buat moms out there yang berada di posisi sama dengan aku, jangan kecil hati dengan komentar gak enak orang2. Mereka gak tau apa yang mereka omongin. Yang paling penting, isilah waktu dengan hal-hal yang berharga sebisa mungkin.
Ini beberapa tips yang bisa diterapkan untuk tetap bertahan dan tidak stress di rumah:

1. Sadar akan pentingnya peran kita sebagai stay-at home mom
Kalau kita tahu tujuan mulia kita dalam memilih peran ini, maka otomatis kita
akan selalu bisa melihat sisi baik dari setiap masalah dan tantangan setiap hari.

2. Gali kembali dan lakukanlah hal-hal yang membuat kita bersemangat
Memasak/mencoba resep baru? Membaca? Menulis? Membuat blog? Fotografi?
Luangkankan waktu sejenak setiap hari melakukan hal yang anda sukai, pasti
pikiran akan segar kembali.

3. Belajar hal baru
Semua orang punya potensi dan talenta dalam dirinya, terkadang kita perlu untuk
mengexplorasi dan mengembangkannya. Ikuti kursus singkat fotografi, daftar
cooking class dan belajar masakan baru.

4. Bergaul dan berteman-lah dengan ibu-ibu lain yang berpikiran positif
Teman-teman anda yang memiliki pikiran negatif akan membuat anda merasa sedih
dan mengasihani diri sendiri. Sebaliknya yang berpikiran positif akan memberikan
semangat untuk terus maju seberat apapun masalah hidup.

5. Relax!
Kalau sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana kita, jangan terlalu stress
akan hal tsb. Biarkanlah dan belajar untuk lebih bisa menerima.

6. Angkat bahu dan tersenyumlah
Kalau anak-anak mulai nakal, hadapilah dengan humor agar pikiran tetap 'dingin'

No comments:

Post a Comment